Banner adz

Jumat, 26 Februari 2016

Unknown

Ulat Sagu

Ulat sagu merupakan makanan yang kaya protein. Ulat sagu diperoleh dari pembusukan pohon sagu setelah sebagian besar dagingnya diolah menjadi tepung sagu. Setelah bagian dalam batang sagu membusuk, biasanya ada larva yang berasal dari telur kumbang kepala merah dan dalam waktu tertentu akan berubah menjadi anak ulat hingga menjadi ulat dewasa. Masyarakat yang mengonsumsi ulat sagu kebanyakan adalah masyarakat Papua serta sebagian wilayah di Sulawesi.
Ulat sagu bisa dimasak kering dengan berbagai bumbu, dibuat sate, bahkan dimakan mentah. Di Papua, ulat sagu menjadi menu yang cukup digemari dan orang Kamoro, Kabupaten Mimika,  menyebutnya “koo”. 90 persen tumbuhan sagu terdapat di Papua, sementara di Maluku hanya 10 persen.
Di Papua ulat sagu yang segar bisa dibuat seperti sandwich, spageti, bakwan, campuran nasi goreng, bakso dan keripik. Rasanya gurih dan sedikit beraroma sagu. Jika digigit, dari perutnya akan mengeluarkan cairan manis.

Manfaat ulat sagu
Bagi warga setempat, selain mengkonsumsi ulat sagu sebagai lauk pauk, ternyata mereka mempercayai bahwa ulat sagu bermanfaat sebagai penambah stamina untuk bekerja di ladang. “Di samping rasanya enak dan gurih, ulat sagu juga sumber tenaga,” ujar Zallank, warga setempat yang selalu mengkonsumsi ulat sagu.
Manfaat ulat sagu sebagai kesehatan ternyata sudah terbukti secara medis. Ulat sagu memiliki kandungan protein sekitar 9,34%. Selain kandungan protein yang cukup tinggi, ulat sagu juga mengandung beberapa asam amini esensial, seperti asama aspartat (1,84%), asama glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%). Jika demikian adanya, pantas saja kalau ulat sagu ini dijadikan mitos oleh warga setempat sebagai penambah stamina.