Usaha roti ini dirintis oleh Herliyanti Hawidjaja dan Hendra Saputra Hawidjaja setelah kedua orangtunya meninggal dunia. Di tengah kesulitan ekonomi yang dialami keluarga, Herlianty yang saat itu masih duduk dibangku SMA, bekerja keras bersama keenam adik-adiknya untuk menyambung hidup dan survive. Hendra sang adik bungsu yang hobi membuat roti akhirnya mencoba menjual roti hasil buatannya yang ilmunya didapat dari kursus.
Roti yang pertama diproduksi adalah roti coklat, keju dalam skala kecil dan dibuat sendiri. Roti ini kemudian dikembangkannya dengan 10 varian rasa dengan bentuk dan ukuran yang standart. Penjualannya yang dilakukan di sekitaran kota Bogor ini pun saat itu masih dilakukan dengan menggunakan dua gerobak.
Sebuah inspirasi datang saat melihat anak-anak yang kesulitan memakan roti ukuran standart ini dan hanya bisa memakan dengan porsi kecil. Dari sini Hendra pun berinovasi dengan membuat roti dengan ukuran mini dengan 20 varian rasa. Karena bentuknya yang mungil maka roti tersebut kemudian diberi nama Venus atau Roti unyil. Sebutan Unyil ini sendiri sebenarnya adalah nama yang diberikan oleh para pelanggannya dari film boneka Si-Unyil yang sedang populer saat itu.
Roti yang pertama diproduksi adalah roti coklat, keju dalam skala kecil dan dibuat sendiri. Roti ini kemudian dikembangkannya dengan 10 varian rasa dengan bentuk dan ukuran yang standart. Penjualannya yang dilakukan di sekitaran kota Bogor ini pun saat itu masih dilakukan dengan menggunakan dua gerobak.
Sebuah inspirasi datang saat melihat anak-anak yang kesulitan memakan roti ukuran standart ini dan hanya bisa memakan dengan porsi kecil. Dari sini Hendra pun berinovasi dengan membuat roti dengan ukuran mini dengan 20 varian rasa. Karena bentuknya yang mungil maka roti tersebut kemudian diberi nama Venus atau Roti unyil. Sebutan Unyil ini sendiri sebenarnya adalah nama yang diberikan oleh para pelanggannya dari film boneka Si-Unyil yang sedang populer saat itu.
