Pada tahun 2008, seorang pengusaha kuliner roti dan donat asal Surakarta, Jawa Tengah, Iwan Abu Shalih terbesit keinginan untuk mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Setelah berfikir serta pengembangan resep, akhirnya sang pemilik memilih donat sebagai fokus usahanya.
Yang unik dari donat karyanya adalah ia menyajikan donat dalam keadaan hangat plus beraneka toping yang nikmat. Tidak hanya digoreng layaknya donat kebanyakan, Iwan melengkapi proses pemasakan donat dengan cara dibakar. Tidak umum memang, namun hasilnya bakar donat miliknya justru memberikan sensasi kuliner donat yang unik nan nikmat.
Usaha donat sudah ditekuni tim Dokar sejak tahun 2003. Hingga pada taun 2008 munculnya sebuah ide kreatif untuk menyajikan donat dalam kondisi fresh dan empuk seperti donat yang baru diangkat dari dalam penggorengan. Caranya yaitu dengan membakar donat tersebut sesaat sebelum diberi topping dan sebelum disajikan kepada pelanggan.
Dengan cara seperti itu, pelanggan dapat menikmati sajian donat hangat nan empuk dengan lelehan topping hangat di atasnya. Hingga saat ini Dokar memiliki 42 variasi topping yang masih terus dikembangkan dengan penuh kreatifitas. Variasi topping yang menjadi favorit diantaranya yaitu blueberry, durian, balado, choco rice, berry reo dan sosis.
Dokar menawarkan berbagai keunggulan yang tidak dimiliki oleh peluang #usaha waralaba kuliner lainnya. Selain membutuhkan modal yang relatif kecil, produk donat buatan Dokar juga memiliki cita rasa yang lezat dengan harga yang terjangkau. Dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 5.000, pelanggan dapat mencicipi kenikmatan donat dari gerai waralaba Dokar.
Konsep open kitchen yang disajikan juga memungkinkan pelanggan untuk melihat proses garnishing dari donat yang sudah dipesan. Penggemar kuliner donat biasanya juga mencakup seluruh kalangan usia sehingga target pasarnya luas dan terus mengalami perkembangan.